INDRAGIRI HILIR, ANDALAN.CO— Ketua Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMAPERSIS) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Wahid, menyatakan dukungan terhadap langkah penertiban kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang dilakukan aparat penegak hukum di wilayah Provinsi Riau.
Dukungan ini diberikan sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kelestarian lingkungan dan penegakan hukum di kawasan konservasi yang selama ini rentan terhadap aktivitas perambahan liar dan pembalakan hutan.
“Kami dari HIMAPERSIS Indragiri Hilir sangat mendukung penuh upaya penertiban yang dilakukan oleh aparat penegak hukum di kawasan TNTN. Ini adalah langkah penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan keberlangsungan ekosistem yang ada di dalamnya,” ujar Wahid dalam pernyataan tertulis, Kamis (27/6/2025).
Wahid juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk kalangan pemuda dan mahasiswa, untuk ikut andil dalam mengawal isu-isu lingkungan hidup, khususnya di Provinsi Riau yang masih kerap menghadapi persoalan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta perambahan kawasan hutan.
Dukungan dari HIMAPERSIS ini mendapat respons positif dari Kepolisian Resor (Polres) Indragiri Hilir. Kapolres Indragiri Hilir, AKBP Farouk Oktora, melalui Kepala Satuan Intelkam IPTU Sudarto Sihombing, S.Sos., menyampaikan apresiasi atas perhatian yang diberikan mahasiswa terhadap isu lingkungan.
“Kami mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada HIMAPERSIS Indragiri Hilir atas dukungan moril terhadap upaya kami dalam penegakan hukum di kawasan TNTN. Suara mahasiswa menjadi energi positif bagi kami dalam menjalankan tugas,” ujar IPTU Sudarto.
Lebih lanjut, Polres Indragiri Hilir berharap kolaborasi antara aparat penegak hukum dan kelompok mahasiswa serta masyarakat sipil dapat terus terjalin dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung program-program strategis pemerintah di bidang kehutanan dan konservasi.
Taman Nasional Tesso Nilo merupakan kawasan konservasi penting yang terletak di Provinsi Riau dan menjadi habitat bagi berbagai spesies langka, termasuk gajah Sumatra. Namun, kawasan ini juga menjadi salah satu titik rawan perambahan dan pembukaan lahan ilegal.